Rabu, 11 Februari 2015

Critical Thinking


Pada dasarnya sejak lahir manusia memiliki kecenderungan berpikir kritis, buktinya mereka selalu terdorong untuk memikirkan hal-hal yang ada disekitarnya. Hal ini dapat kita lihat pada seorang anak yang selalu bertanya-tanya tentang semua hal yang ada di sekitar mereka, kita yakin bahwa dia sedang mengumpulkan semua informasi yang dia dapat dari berbagai pihak, lalu dia mulai melakukan sebuah pengamatandengan menguji coba segala sesuatu yang ada disekitarny, kemudian dia mulai menarik kesimpulan dari uji coba yang telah dia lakukan.
Berpikir kritis merupakan kemampuan dimana seseorang mampu menelaah suatu hal yang digunakan untuk mencetuskan gagasan dengan cara menganalisis, mengevaluasi suatu informasi yang didapat dari hasil pengamatan untuk dijadikan sebuah tindakan.
Berpikir kritis menurut Mertes,1991 adalah Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.
Argumen
Argumen merupakan salah satu hal yang bisa berfungsi untuk mengajak atau merayu, argumen juga berarti dimana seseorang memperkuat atau mempertahankan pendirianya. Seseorang harus tahu bagaimana suatu hal bekerja dan dapat menyimpulkan kenapa suatu hal dapat bekerja lalu dia dapat menyusun suatu ide. Dalam hal ini, seseorang dituntut untuk berpikir kritis agar bisa menyimpulkan, membuat ide dan mengantisipasi dari suatu dampak dari ide yang dia usulkan. Perlu kita tahu, ketika manusia berpikir kritis maka dia akan tertarik pada argumen yang disampaikan oleh orang lain karena dengan hal ini seseorang akan mendapat pernyataan yang sesuai dengan apa yang dia pikirkan.
Namun saat seseorang berargumen, tidak semua yang dia sampaikan benar, seperti quote yang sering kita baca di beberapa majalah, koran atau di majalah dinding bahkan media televisi atau radio. Kenapa? Terkadang mereka tidak bisa dibuktikan, maka dari itulah fungsi dari seseorang berpikir kritis yitu dengan menelaah informasi yang didapat terlebih dahulu sehingga kita dapat memaknai apa yang terkandung di dalamnya dan jangan langsung menelan informasi secara mentah. Terkadang, apa yang masyarakat terima belum menunjukkan makna dari kejadian yang sebenarnya.

Dalam menganalisis argumen, terdapat 3 hal:
1.      Menelaah konteks yang baru disampaikan.
2.      Memahami argumen.
3.      Mengevaluasi dan merekonstruksi sebuah argumen dan mengambil kesimpulan dari argumen tersebut.

Retorika
Untuk memperkuat sebuah argumen, seseorang perlu mempelajari retorika. Menurut Richard E. Young cs, Pengertian Retorika adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana kita menggarap masalah wicara-tutur kata secara heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertian dan kerjasama.

Tiap hal saling berkesinambungan, dalam bertutur kata seseorang berpikir kritis tidak mungkin hanya berbicara asal tanpa mempertimbangkanya terlebih dahulu, kalimat mana yang akan digunakan, apa yang akan dibicarakan, bagaimana dampak dari apa yang dibicarakan, alasan untuk dibicarakan. Hal ini merupakan tindakan sebelum mengambil keputusan (premis). Argumen terdiri atas claim dan premis, sedangkan claim merupakan orang yang menyatakan bahwa sesuatu yang dikatakan itu benar.