Pada
dasarnya sejak lahir manusia memiliki kecenderungan berpikir kritis, buktinya
mereka selalu terdorong untuk memikirkan hal-hal yang ada disekitarnya. Hal ini
dapat kita lihat pada seorang anak yang selalu bertanya-tanya tentang semua hal
yang ada di sekitar mereka, kita yakin bahwa dia sedang mengumpulkan semua
informasi yang dia dapat dari berbagai pihak, lalu dia mulai melakukan sebuah
pengamatandengan menguji coba segala sesuatu yang ada disekitarny, kemudian dia
mulai menarik kesimpulan dari uji coba yang telah dia lakukan.
Berpikir
kritis merupakan kemampuan dimana seseorang mampu menelaah suatu hal yang
digunakan untuk mencetuskan gagasan dengan cara menganalisis, mengevaluasi
suatu informasi yang didapat dari hasil pengamatan untuk dijadikan sebuah
tindakan.
Berpikir kritis menurut
Mertes,1991
adalah Sebuah proses
yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi
informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang
memandu keyakinan dan tindakan.
Argumen
Argumen
merupakan salah satu hal yang bisa berfungsi untuk mengajak atau merayu,
argumen juga berarti dimana seseorang memperkuat atau mempertahankan
pendirianya. Seseorang harus tahu bagaimana suatu hal bekerja dan dapat
menyimpulkan kenapa suatu hal dapat bekerja lalu dia dapat menyusun suatu ide.
Dalam hal ini, seseorang dituntut untuk berpikir kritis agar bisa menyimpulkan,
membuat ide dan mengantisipasi dari suatu dampak dari ide yang dia usulkan.
Perlu kita tahu, ketika manusia berpikir kritis maka dia akan tertarik pada
argumen yang disampaikan oleh orang lain karena dengan hal ini seseorang akan
mendapat pernyataan yang sesuai dengan apa yang dia pikirkan.
Namun
saat seseorang berargumen, tidak semua yang dia sampaikan benar, seperti quote
yang sering kita baca di beberapa majalah, koran atau di majalah dinding bahkan
media televisi atau radio. Kenapa? Terkadang mereka tidak bisa dibuktikan, maka
dari itulah fungsi dari seseorang berpikir kritis yitu dengan menelaah
informasi yang didapat terlebih dahulu sehingga kita dapat memaknai apa yang
terkandung di dalamnya dan jangan langsung menelan informasi secara mentah.
Terkadang, apa yang masyarakat terima belum menunjukkan makna dari kejadian
yang sebenarnya.
Dalam menganalisis argumen, terdapat 3 hal:
1.
Menelaah konteks yang baru disampaikan.
2.
Memahami argumen.
3.
Mengevaluasi dan merekonstruksi sebuah
argumen dan mengambil kesimpulan dari argumen tersebut.
Retorika
Untuk
memperkuat sebuah argumen, seseorang perlu mempelajari retorika. Menurut Richard E. Young cs, Pengertian Retorika adalah
ilmu yang mengajarkan bagaimana kita menggarap masalah wicara-tutur kata secara
heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertian dan kerjasama.
Tiap hal saling berkesinambungan, dalam bertutur kata
seseorang berpikir kritis tidak mungkin hanya berbicara asal tanpa
mempertimbangkanya terlebih dahulu, kalimat mana yang akan digunakan, apa yang
akan dibicarakan, bagaimana dampak dari apa yang dibicarakan, alasan untuk
dibicarakan. Hal ini merupakan tindakan sebelum mengambil keputusan (premis). Argumen terdiri atas claim dan
premis, sedangkan claim merupakan orang yang menyatakan bahwa sesuatu yang
dikatakan itu benar.